CNN Indonesia | Berita Terkini Nasional
Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyebut harga obat di dalam negeri bisa lebih mahal hingga 400 persen dibandingkan harga obat di luar negeri.
“Dalam laporan yang Bapak Presiden terima, dibandingkan dengan harga obat yang beredar di negeri kita, bisa sampai dengan 400 persen lebih tinggi dibanding di [luar] negeri,” kata Taruna usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (20/8).
Melihat kondisi itu, Jokowi pun menginstruksikan BPOM segera memikirkan cara untuk membuat harga obat di Indonesia lebih murah, sehingga mampu bersaing dengan negara tetangga.
“Beliau menginstruksikan bagaimana harga obat ini bisa dikontrol setidaknya bisa mirip-mirip dengan harga generik, atau mirip-mirip dengan harga obat di negara tetangga misalnya di Malaysia, ataupun di Filipina, ataupun di Singapura,” imbuhnya.
Jokowi dalam pertemuan itu juga meminta Taruna agar BPOM tidak terlalu kaku soal penerbitan izin edar obat dan vaksin di Indonesia.
Taruna menyebut Jokowi menganggap inovasi obat dan vaksin harus didukung demi mewujudkan kemandirian farmasi dalam negeri.
“Beliau mengatakan bahwa kadang juga ada obat dalam negeri sangat lama untuk disahkan,” ujarnya.
Selain itu, Jokowi pun mengingatkan kepadanya bahwa BPOM tidak bisa bekerja sendiri. BPOM akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Indonesia.
Kemudian, Jokowi meminta BPOM terus berinovasi menciptakan obat yang mirip dengan beberapa obat yang selama ini impor dari Jepang hingga Jerman.
Sebab menurutnya, beberapa obat penting dari negara-negara maju itu masuk ke negara tetangga, sehingga warga Indonesia yang membutuhkan obat itu harus membeli ke luar negeri.
“Jadi saya melihat mungkin ada hubunganya dengan mafia obat internasional, hubungannya dengan bisnis pelayanan kesehatan internasional. Kita tidak menuduh negara lain tetapi nampaknya seperti itu,” ujar Taruna.
(khr/tsa)
[Gambas:Video CNN]